titipan tatapan


“inilah titipan dari sebungkus nasi kuning”, katamu. lalu kau bercerita tentang mio biru dan pengendara buruk rupa yang bersama guruh melarikan ibu negara darimu. engkau memaki dengan harapan pembunuh datang kembali, menghabisi buah-buah dalam pucuk kenikmatan bola kaki…

“inilah titipan dari sebungkus kecil nasi kuning”, sekarang engkau membentak…!”

tiada rasa kasihan untuk saudaramu. seremoni kita ini batal, dan penjara menunggu. engkau masih saja tersenyum. menatap monitor  yang menatapmu dengan bibirnya yang  kelu, meledek, mengeluarkan kata merah darah.kita terlalu gerah..!

“ini titipan dari sebungkus kecil nasi kuning?” engkau bertanya dalam tidurmu yang palsu. “sejenis tisu dari mulutmu yang bau” katamu…dan kita mulai lagi saling mencela sambil tertawa. lalu kau acungkan lima kepalamu dengan mata terbuka. “sudahkah kau mandi adekku ?”. tapi kita tidak sedang saling bicara….

dari dan untuk leta, sahabatku

About tayak

pecundang yang tidak ingin tenggelam dalam lumpur kebodohannya

Posted on Mei 30, 2008, in sajak and tagged , , , . Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.

Tinggalkan komentar