situ gintung
Ketika mendengar teriakan sekeras itu kengerian menyerangku. Puisi dengan cepat menyergapku : tersampaikan padaku kisah manusia terdahulu (tentang rasa mual yang beranak-pinak di punggungku)
Ketika mendengar teriakan sekeras itu udara mencekikku. Puisi perlahan meninggalkan pertanyaan padaku : tak usaikah kisah yang dimulai kata “manusia duka” (si palsu mengaku diriku)
Iklan
Posted on Maret 27, 2009, in sajak and tagged prosa, puisi, sajak, sastra, syair. Bookmark the permalink. 1 Komentar.
Ping-balik: Kumpulan Puisi Tragedi Situ Gintung « Tasawuf Cinta